Senin, 12 Desember 2011

WAYANG BEBER

Re Aktualisasi Wayang Beber Pada Karya Baru Seni Rupa di Surakarta

Oleh : KRTH. Drs. Bagyo Suharyono M.Hum. (Alm.)
Jurusan Seni Rupa , Institut Seni Indonesia ( I S I ) Surakarta

Wayang Beber  merupakan karya budaya wayang di Indonesia  , Wayang beber merupakan Seni Pertunjukan Wayang yang Khas , karena pertunjukan ini memakai sarana gambar gambar yang diceriterakan oleh Dhalang , diiringi musik Gamelan .. Dalang membuka gulungan gambar dan menceriterakan adegan demi adegan , dengan Sulukan ,  Kombangan , dan Ginem , dengan tutur yang menarik , ( Hazeu , 1901 -1 ).
Tetapi pertunjukan wayang beber  jaman sekarang Sudah langka dan sudah tidak diketahui oleh masyarakat , karena tergerus oleh perubahan jaman .  Pertunjukan Wayang Beber  masa kini semakin langka  ( Anderson Bennedict  1974 , 4 . )
Ada sebuah keistimewaan dari Wayang beber , karena Wayang Beber mempunyai gambar gambar yang indah rumit dan teliti , maka wayang beber merupakan karya wayang yang istimewa  dari  wayang lainnya . Hazeu  pada tahun 1902 telah menyatakan bahwa wayang beber merupakan karya gambar yang  indah  dan
mempunyai mutu seni yang tinggi .  ( Hazeu 1902 , 2 )
Kern telah menilai bahwa pertunjukan Wayang Beber apabila dilihat sekali memang menarik , tetapi apabila dilihat terus menerus akan membosankan, pertunjukan wayang beber macam itu tidak akan bertahan lama , Lama kelamaan akan hilang  karena tidak menmenuhi tuntutan jaman( Kern 1909 , 7 ) Pandangan Kern ini memang terbukti jaman sekarang walaupun masih ada pertunjukan wayang beber tetapi sudah langka . Begitu juga pendapat dari para pakar pedhalangan  di Surakarta banyak yang berpendapat Demikian , seperti  S D  Humardhani , Soetarno ,  Bambang Murtiyoso , Bambang Suwarno , Catur Tulus ,  Syamsudjin Proboharjono , pada beberapa dhalang yang lain , ini berdasarkan hasil  wawancara ditahun 1982 , banyak yang menyatakan  bahwa  Seni Pertunjukan Wayang Beber sudah sulit untuk di kembangkan lagi , dan sulit untuk dilindungi , karena tidak sesuai dengan tuntutan Jaman. Pertunjukan Wayang Beber sudah tidak dapat berkembang tersaingi oleh Wayang Kulit , Wayang Orang , Wayang lain yang lebih dinamis dan modern , Juga tidak lagi dapat bertahan karena tersaing dengan pertunjukan yang lebih modern , seperti Film , dan Televisi . Masyarakat modern sudah tidak tertarik dengan wayang beber yang hanya menceriterakan Gambar gambar mati , dan cerita yang itu itu saja.

Tetapi opera pakar seni Rupa berpendapat lain , Dari sisi gambar gambar Wayang Beber yang dinilai indah , masih ada kemungkinan yang dapat dikembangkan , Karena Wayang Beber merupakan gambar gambar yang Kahs , bahkan dinilai sebagai seni lukis khas Jawa , yang masih dinilai orisinil .  Sebenarnya Pada jaman pemerintahan Kanieng Pangeran Arya Adipati Mangkunegoro Ke VII , sudah ada langkah langkah pengembangan  Gambar Wayang Beber .  Mangkunegoro VII telah memerintahkan untuk Menedhak ( Mengcopy ) Dua perangkat Wayang Beber  kuno , yang  kebetulan berada di dua tempat yang termasuk wilayah territorial  Kadipaten Mangkunegaran . Daerah itu adalah darah Sembuyan ( Pacitan – donorojo dan sekitarnya ) , dan daerah Ngawen , Sebagau bumi waris Mangkunegaran . ( meliputi  daerah Ngawen , Ngawis, dan Karangmojo ) yang kemudian dalam penataan  kembali Wilayah jaman Republik menjadi daerah teritorial  Yogyakarta.  Ini berdasarkan Dokumen yang ada di perpustakaan Rekso Pustoko dalam naskah carik Jawa Pratelan Mangkunegaran yang  ditulis oleh carik ; Suwito dan Sastrosayogo).
Dua perangkat  Wayang Beber Tua itu yang pertama adalah  : Wayang Beber Ceritera Joko Kembang Kuning atau yang disebut wayang beber Pacitan ,   pusaka milik  keluarga Ki Posetika , dari Dusun Karangtalun , Desa Gedompol , Kecamatan Donorojo ,  Kabupaten Pacitan . Wayang Beber ini biasa disebut Wayang Beber Pacitan  .  Daerah itu sekarang termasuk wilayah Propinsi Jawa Timur, yang dahulu daerah merupakan Wilayah Mangkunegaran yang disebut Bumi Sembuyan  .
Yang Kedua adalah  :  Wayang Beber Remeng Mangunjaya , pusaka milik keluarga Ki Gunakarya , dari Dusun Gelaran , Desa Bejiharjo , Kecamatan Karangmojo , Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta . Wayang Beber  ini biasa disebut Wayang Beber Wonosari .  Dahulu daerah itu termasuk daerah Teritorial Mangkunegaran disebut daerah waris Ngawen , meliputi daerah Ngawis , Ngawen dan Karangmojo , Sekarang daerah itu termasuk Provinsi  Daerah Istimewa Yogyakarta .
Pelaksanaan Penedhakan dimulai pada tahun 1939, dilaksanakan oleh seorang penyungging  bernama Raden Lurah Atmosupomo , yang kemudian naik pangkat menjadi Raden Ngabehi Widosupomo , merupakan  Abdi dalem penyungging Karaton Kasunanan Surakarta . yang dipinjam oleh Mangkunegaran dalam rangka Proyek Penedhakan  Wayang Beber ,  Sebagai Ketua Pelaksananya adalah Raden Ngabehi Mangundiwiryo , yang mengurusi pelaksanaan, mengelola  dan  menyiapkan segala sesuatu tentang proyek itu .. Dua perangkat wayang beber itu selesai pada tahun 1942  sebelum pendudukan tentara Jepang di Jawa .
Sampai masa sekarang hasil Copy atau Tedhakan   Wayang beber di Mangkunegaran itu masih dapat dilihat  di Dalem Agung Mangkunegaran , juga di Perpustakaan Reksa Pustaka , Pura Mangkunegaran . Tetapi Gambar gambar itu bukan dan tidak pernah dipakai sebagai sarana seni pertunjukan , melainkan hanya sebagai gambar pengsias dinding mirip lukisan, yang dipajang di ruang pustaka mangkunegaran . Selain gambar yang dipajang itu masih banyak gambar yang menjadi benda pustaka di Perpustakaan  Reksa Pustaka  Pura Mangkunegaran Surakarta .

1 komentar:

  1. Silahkan menghubungi penulis jika ada usulan atau kritikan.....matur nuwun..

    BalasHapus